Kokoh dan Istiqomah

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQffuKkzYLb5hJcarvjpfbY03WRJft9f6L6MXO60b4lywViFeYKq8NzdyRhaea1lsflzSu_-nGUTgZ5IlHNzuZIESt3s_RrqOtCWx9mTa8cmjA8x3XgBJ-V2NEGEQId1TZaS6oR6mjfdZl/s1600/lsp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQffuKkzYLb5hJcarvjpfbY03WRJft9f6L6MXO60b4lywViFeYKq8NzdyRhaea1lsflzSu_-nGUTgZ5IlHNzuZIESt3s_RrqOtCWx9mTa8cmjA8x3XgBJ-V2NEGEQId1TZaS6oR6mjfdZl/s1600/lsp.jpg" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar: Ilustrasi Lembaga Sarana dan Prasarana Wahid Hasyim</td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 108.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 20%;"> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 20%;"> <div style="text-align: center;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="background: white; color: green; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَّثَهُ اللَّهُ عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ</span>^{<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span>}</div> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 20%;"> <span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lembaga Sarana Prasarana, Salah satu lembaga di PP.Wahid Hasyim  ini, beranggotakan sejumlah santri dengan ciri khas tersendiri. Semen, batu bata dan rangka besi merupakan contoh dekat yang menggambarkan keteguhan mereka. Keteguhan tersebut yang barangkali telah mempertautkan simpul persahabatan antara mereka dengan cuaca, sehingga tetap bersenandung ria-bagaimanapun situasinya; keteguhan yang berasal dari pengabdian, pengabdian diri kepada Pesantren. Begitulah cara mereka mengabdi: mengadoni semen, merangkai bata, menyeduh panas matahari, meneguk hujan dan mendecakkan martil. Di samping itu, tanggung jawab perawatan asrama juga tersampir di pundak mereka. Masyarakat santri di lingkungan PP.Wahid Hasyim tentu mengenal mereka, bahwa dengan jemari lincah, mereka akan <i>upyek</i> di kala menemui <i>kran </i>macet, konsleting listrik dan atap bocor. Dengan saat-saat tak terduga seperti itu, mereka berlatih- dan membiasakan- menekunkan diri demi sebuah kemaslahatan pesantren. Dalam hal Ini, kita bisa menyebutnya Istiqomah. Satu pencapaian tertinggi dalam suatu ibadah. <o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 20%;"> <span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bentuk pengabdian kepada pesantren dengan cara gotong royong, beramai-ramai turun tangan membangun dan merawat pesantren seperti yang LSP tekuni, sebenarnya sudah merupakan suatu kebiasaan umum bagi kalangan santri.  Sedikitnya, santri- sebagai masyarakat pesantren-  turut berpatisipasi, membatu terciptanya suasana nyaman untuk kegiatan ajar dan diajar.Untuk menunjang kegiatan formal-mengaji- tersebut tentu memerlukan ruang. Ruang bisa dalam bentuk apa saja, padepokan , surau, kelas, teras, kamar dsb. Ruang tidak serta merta otomatis telah ada dan akan selalu ada. Ruang, juga seperti halnya wujud kitab kuning. Ia telah ada sekarang, dan menjadi maha karya dari buah tirakat para ulama besar pendahulu; dan ia akan langgeng bila generasi penerusnya secara kontinu merawat dan mengamalkanya. (</span></span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-weight: bold; line-height: 115%;">Al Hadid )</span>    </div> <br /> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 20%;"> <span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">             <span style="background: white; color: green;"><o:p></o:p></span></span></div>

Kokoh dan Istiqomah

Gambar: Ilustrasi Lembaga Sarana dan Prasarana Wahid Hasyim مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَّثَهُ اللَّهُ عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ...

Read more »

Seperti Burung yang Terbang Mengepakan Kedua Sayapnya

<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <b style="text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Secercah Ungkapan Pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim</span></b><br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEoKBzyJasTqkntl7Mt4_Xc3UzaHoKQAXoWE_RPHE4XcU6kd17OnoNkvede0sbQQqohr0RLU1sNCsUCDlnfNvp-zDqJTPrPsCCAsPbBT4jUEzINYh7iYwhI4cZQLEIYPoQ_VU-HBN3xvJF/s1600/Ihya+Ulumuddin.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="274" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEoKBzyJasTqkntl7Mt4_Xc3UzaHoKQAXoWE_RPHE4XcU6kd17OnoNkvede0sbQQqohr0RLU1sNCsUCDlnfNvp-zDqJTPrPsCCAsPbBT4jUEzINYh7iYwhI4cZQLEIYPoQ_VU-HBN3xvJF/s1600/Ihya+Ulumuddin.png" width="640" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto: <i>Ilustrasi Kitab Ihya ulumuddin</i></td></tr> </tbody></table> <div style="text-align: left;"> <span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sabtu pagi menjadi agenda tersendiri yang memang dijadwalkan khusus untuk mengajii dengan pengasuh Yayasan PPWH, dan menggunakan kitab yang sama “</span><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i>Ihya Ulumuddin</i></b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">”. Di Sabtu pagi, 17 Januari 2015 ini, beliau menggungkapkan bahwa “Sesungguhnya perbuatan yang didasari atas pengharapan itu lebih tinggi dari ketakutan. Orang yang senantiasa berharap kepada Allah swt, hidupnya akan penuh dengan kebaikan-kebaikan, tampak senang dan nyaman.”</span></div> <div style="text-align: left;"> <span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ketakutan  yang disebut di atas adalah sifat negatif, yaitu takut hartanya akan berkurang, mati, takut tidak berhasil, nilainya jelek dan lain sebagainya. Rasa takut yang demikian merupakan penyakit. Memang, tidak memungkiri manusia dilengkapi perasaan takut, cemas dan khawatir. Sehingga, ketika mendapati perasaan yang demikian, maka obatnya dengan berdzikir.</span></div> <div style="text-align: left;"> <span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian beliau juga menggungkapkan, bahwa “Apabila seseorang berharap atau ingin dekat dengan Allah swt, maka orang tersebut akan berbuat hal-hal yang disenangi oleh Allah. Apabila takut jauh dari Allah swt, akan memberikan dampak kepada seseorang tersebut untuk selalu menjaga agar tidak berbuat dosa. Harapan dan ketakutan seperti ini, </span><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i>ibarat</i></b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </span><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i>(Burung yang Terbang Mengepakan Kedua Sayapnya)</i></b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">, sayap kanan merupakan rasa ingin dekat dan sayap kiri, rasa tidak ingin jauh dari Allah swt. Sayap burung tersebut, mengepak dengan seimbang.</span></div> <div style="text-align: left;"> <span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Beliau juga menambahkan nasihat lain, “Di Wahid Hasyim tidak hanya mengaji dan mengajar, namun harus ada kemampuan leader pada diri santri, berupa menghimpun kegiatan –kegiatan sehingga, dimana pun kita berada akan eksis atau eksistensi kita akan tetap terjaga. Kemudian, orang yang diberi tanggung jawab harus mampu untuk menerimanya. Tanggung jawab memang sebuah beban, sehingga ketika orang ditunjuk menjadi pimpinan merasa takut. Disinilah Wahid Hasyim melatihnya dengan </span><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i>berproses</i></b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">, menjadi pejuang-pejuang yang siap dengan tanggung jawab terutama menjadi seorang pemimpin. Allah memberikan sesuatu dengan </span><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i>Kun Fayakun, </i></b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">namun kenyataannya kita butuh proses. Memahami proses sama dengan memahami cara beragama. <span style="font-size: x-small;">(</span></span><b style="text-align: start;"><i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 24px;">Nur Tanfidiyah)</span></i></b></div> </div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <br /> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 108.0pt; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div>

Seperti Burung yang Terbang Mengepakan Kedua Sayapnya

Secercah Ungkapan Pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim Foto: Ilustrasi Kitab Ihya ulumuddin Sabtu pagi menjadi agenda tersendiri ya...

Read more »