Gambar: Ilustrasi Lembaga Sarana dan Prasarana Wahid Hasyim |
مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَّثَهُ اللَّهُ عِلْمَ
مَا لَمْ يَعْلَمْ
Lembaga Sarana
Prasarana, Salah satu lembaga di PP.Wahid Hasyim ini, beranggotakan sejumlah santri dengan ciri
khas tersendiri. Semen, batu bata dan rangka besi merupakan contoh dekat yang
menggambarkan keteguhan mereka. Keteguhan tersebut yang barangkali telah
mempertautkan simpul persahabatan antara mereka dengan cuaca, sehingga tetap bersenandung
ria-bagaimanapun situasinya; keteguhan yang berasal dari pengabdian, pengabdian
diri kepada Pesantren. Begitulah cara mereka mengabdi: mengadoni semen,
merangkai bata, menyeduh panas matahari, meneguk hujan dan mendecakkan martil. Di
samping itu, tanggung jawab perawatan asrama juga tersampir di pundak mereka.
Masyarakat santri di lingkungan PP.Wahid Hasyim tentu mengenal mereka, bahwa
dengan jemari lincah, mereka akan upyek di kala menemui kran macet,
konsleting listrik dan atap bocor. Dengan saat-saat tak terduga seperti itu,
mereka berlatih- dan membiasakan- menekunkan diri demi sebuah kemaslahatan
pesantren. Dalam hal Ini, kita bisa menyebutnya Istiqomah. Satu pencapaian
tertinggi dalam suatu ibadah.
Bentuk
pengabdian kepada pesantren dengan cara gotong royong, beramai-ramai turun
tangan membangun dan merawat pesantren seperti yang LSP tekuni, sebenarnya
sudah merupakan suatu kebiasaan umum bagi kalangan santri. Sedikitnya, santri- sebagai masyarakat
pesantren- turut berpatisipasi, membatu
terciptanya suasana nyaman untuk kegiatan ajar dan diajar.Untuk menunjang kegiatan
formal-mengaji- tersebut tentu memerlukan ruang. Ruang bisa dalam bentuk apa
saja, padepokan , surau, kelas, teras, kamar dsb. Ruang tidak serta merta
otomatis telah ada dan akan selalu ada. Ruang, juga seperti halnya wujud kitab
kuning. Ia telah ada sekarang, dan menjadi maha karya dari buah tirakat para
ulama besar pendahulu; dan ia akan langgeng bila generasi penerusnya secara
kontinu merawat dan mengamalkanya. (Al Hadid )
0 komentar:
Post a Comment