Gambar: Ilustrasi EAC 2015
ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara kawasan Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, ASEAN mendirikan ASEAN Economic Community sebagai bentuk integrasi ekonomi.
Tujuan dari upaya pemberlakuan Perdagangan Bebas ASEAN diantaranya untuk meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan halangan non-bea dalam ASEAN dan menarik investasi asing langsung ke ASEAN. Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah ruah dengan luas dan populasi terbesar diantara negara-negara lainnya di ASEAN, Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015. Alasannya, iklim investasi kurang kondusif yang diindikasikan melalui masalah ruwetnya birokrasi, infrastruktur, masalah kualitas sumber daya manusia dan kentenagakerjaan (perburuhan) serta korupsi merupakan sebagian dari masalah Indonesia saat ini.
Dalam sektor barang dan jasa, Indonesia akan dihadapi tantangan yang tidak mudah yakni bagi perusahaan barang dan jasa nasional untuk berkompetisi dengan barang dan jasa dari negara ASEAN lain. Masalah lain yang tak kalah pelik adalah kesiapan tenaga kerja untuk menghadapi persaingan. Seluruh angkatan kerja Indonesia harus membekali diri dengan soft skill dan hard skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja, pemerintah harus membuat kebijakan untuk melindungi angkatan kerja Indonesia.
Lingkungan menempati masalah yang selanjutnya, wood-basedsector yang menjadikan Indonesia menjadi pusat produksi kayu di kawasan ASEAN, akan tidak mustahil jika hutan di Indonesia akan habis untuk industri tanpa adanya kebijakan untuk melindungi.
Dari sekian pemaparan di atas, apa yang bisa dilakukan santri dalam menghadapai AEC 2015? Generasi muda dewasa ini sedang mengalami krisis moral. Inilah yang diharapkan oleh Indonesia dari santri. Santri diharapkan tidak hanya baik dalam soft skill dan hard skill, tetapi juga harus memiliki sikap serta karakter yang baik.
Santri semenjak dulu, selalu tampak sebagai seorang pemuda-pemudi yang hanya kompeten dalam bidang agama Islam. Namun, santri saat ini juga dituntut untuk berkompeten dalam pengetahuan umum serta pengetahuan. Jadi nantinya, pengetahuan serta keterampilan itulah yang akan mampu memajukan Indonesia. Lalu, karakter serta akhlak yang didapat di pondok pesantren inilah yang manjadi penentu arah dalam menggunakan ilmu yang telah didapat. Pesan khusus bagi seluruh santri Pondok Pesantern WAHID HASYIM mari kita seimbangkan pengetahuan serta keterampilan kita baik dalam bidang agama dan ilmu umum untuk menuju Indonesia yang maju dan berkarakter islami, menuju generasi emas Indonesia tahun 2045. Oleh: Siti Robiah (Peserta Magang Damar Santri 2015).
|
0 komentar:
Post a Comment