![]() |
Foto: Verdigris Floral By Debbie DeWitt |
Sajak Kelahiran
Oleh: Al Hadid
Seumpama tangis haru itu terulang
kembali
kala syukur mengucur ke permukaan
bumi,
Pada saat itu pula, kita
menggeliat mencari nama
Mengikis sepetak tanah sunyi
Karena di sini jauh dari lorong
pasar
dan ruas jalan yang beraspal
namun kau hadir dalam sepi
ini
serupa rekah mawar di jantung belantara
Seusai rinai mereda diri
merebahkan kepala kecilnya pada
sang ibu pertiwi
Sepintas tercium bahasa wangimu
merebak dari lembab tanah,
bening mengudara di kisaran mata
Lekukan bahasa wangimu
Di ambang dua perantara langit
dan bumi
seketika memancarkan siluet ke
permukaan tanah ini,
tatkala kita masih benih menghitung
hari
Namun saat ini kita adalah sepasang
mata yang baru saja tunas
Yang memandang hijau ke arah luas
cahaya,
Dan di antaranya,
silau terpijar dari lesat wangi
bahasamu
Maka dari kuncup daun serbuan angin
ini,
Berdesir-desir menyebut nama-Mu
Bahasa wangimu pun terbang
mengenakan dua kepak sayap lembut
meraih kelopak langit,
dan menghisap penuh warna biru
untuk diserburkkan kembali,
pada sepasang pipi merah jambu
dan sungguh kita tak mampu membendung
haru
11 Januari
0 komentar:
Post a Comment